Salam sejahtera untuk kita semua, semoga teman-teman membaca
blog ini dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi Tuhan Yang Maha Esa.
Pada postingan kali ini saya ingin menunjukkan keindahan air
terjun yang masih sangat jarang orang tahu. Yup, MURU KEBA! Air terjun Muru
Keba merupakan air terjun yang berada di wilayah desa Waturaka, berada tepatnya
di Ende, NTT. Desa Waturaka ini merupakan desa yang amat sangat ramah tamah
warga nya serta desa ini juga baru dijadikan sebagai desa wisata yang dibantu
oleh Swiss Contact dari segi dana maupun juga dari segi ilmu dalam membantu
warga desa dalam menangani tamu yang datang.
Ketenangan desa wisata Waturaka, Ende, NTT |
Sudah banyak wisatawan yang datang ke desa Waturaka ini,
terutama wisatawan mancanegara. Di desa tersebut juga ada kakak kelas kami saat
kamu berkunjung yang sedang melakukan KKN di desa Waturaka sebagai pengajar
bahasa Inggris, yaitu Kak Nadia. Banyak warga desa yang mengakui bahwa kak
Nadia sangat membantu warga dalam segi bahasa, karena minimnya pendidikan warga
yang menjadikanya kurang bisa berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara.
Mayoritas wisatawan yang sudah pernah datang ke desa wisata
ini ingin balik berkunjung kembali dikarenakan keramahtamahan yang sungguh
hangat dan juga perlakuan ikhlas yang terlihat dari wajah penduduk warga
Waturaka. Di sekitar desa, terdapat banyak atraksi wisata yang menjadikanya
daya tarik tersendiri. Terdapat kebun yang sangat luas dengan berbagai sayur
mayur, peternakan babi, tempat pemandian air panas dan juga yang paling menarik
bagi saya adalah Air terjun Muru Keba yang begitu menyegarkan.
Bersama Om Boy dan Keluarga |
Untuk dapat mencapai air terjun ini, kami harus berjalan
tidak jauh sekitar kurang lebih 15 menit menembus hutan untuk bisa mencapai air
terjun ini. Kami juga ditemani oleh warga sekitar dan juga pemandu wisata
sebagai penunjuk arah. Dengan aksesibilitas yang seadanya dan kurang memadai
kami masih bersemangat dan segera ingin cepat tiba disana. Tiba di air terjun
tersebut, saya dan teman-teman langsung tertakjub dengan kesegaran air terjun
yang berada di depan mata tersebut. Tidak pikir panjang kami pun segera melepas
alas kaki dan langsung masuk ke dalam area air terjun kami pun bermain air
bersama disana, sangat segara terutama ketika kami berada di bawah air terjun
yang turun langsung dari atas.
Antusias kami saat bermain air |
Setelah puas bermain air di bawah air terjun, kami semua
mengeringkan badan dan bersiap untuk berjalan turun untuk pulang ke desa
Waturaka bersama-sama. Tiba di rumah kamipun mandi dan segera istirahat. Acara sore
hari kami dikumpulkan di rumah ketua adat desa Waturaka untuk diskusi setelah
itu kami juga diajar untuk mengitari desa yang ternyata sangat luas dengan
kebun yang rapi dan juga sangat subur. Terdapat sangat banyak tanaman
sayur-sayuran yang sedang panen dan juga terlihat sangat segar. Beberapa sayur
yang saya lihat adalah wortel, cabai, kol, labu, terong, beras merah, beras
putih, buah strawberry, buah markisa, jagung, dan lainya sampai saya pun lupa
sangking banyaknya sayur dan buah yang dipanen sendiri di desa tersebut.
Pemandangan hijau sejauh mata memandang di kebun desa |
Selain sayur, saat kami berkeliling, kami melihat terdapat
beberapa kandang babi beserta keluarga nya dan anak bayi nya yang masih
kecil-kecil, pemandangan yang sangat jarang dilihat langsung oleh mata kepala
sendiri. Bahkan ini kali pertama saya melihat babi hutan sebanyak itu hihihihi.
Sangat unik dan juga sangat mengagumkan. Sambil berkeliling mataharipun mulai
terbenam perlahan. Kami pun mempercepat jalan kami dan terakhir kami datang ke
pemandian air panas yang saat itu sangat tepat dengan banyaknya warga yang
sedang membersihkan diri. Sehingga kami tidak lama disana lalu kamipun pulang
ke rumah masing-masing.
Babi Hutan yang di pelihara oleh warga desa |
Setelah beristirahat sebentar dirumah dan makan, kami segera
bergegas untuk melihat pertunjukkan oleh warga desa Waturaka yang sangat
menarik. Warga desa berpakaian adata dan melakukan tarian dan juga nyanyian
adat khas NTT yang unik dan tak terlupa. Dengan udara yang sangat dingin kami
tetap bertahan karena keantusiasan yang sanat besar terhadap pertunjukan yang telah
disiapkan oleh warga desa. Akhir pertunjukkan pun, kami semua diajak menari
bersama dengan warga desa dengan bergandengan tangan membentuk lingkarang
sambil menyanyi khas dari desa Waturaka. Malam itu ditutup dengan kehangatan
yang tak terlupa hingga pagi-pagi nya dengan berat hati kami harus melanjutkan
perjalanan kami dan pergi meninggalkan desa Waturaka. Dua hari satu malam yang
tidak pernah terlupa J
Pertunjukan yang diadakan oleh warga desa |
Sekian blog kali ini,
Terimakasih banyak J
Wassalam Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar