Senin, 14 Desember 2015

Menikmati Keindahan Pesona Air Terjun Muru Keba

Assalamualaikum WR.WB.

Salam sejahtera untuk kita semua, semoga teman-teman membaca blog ini dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi Tuhan Yang Maha Esa.

Pada postingan kali ini saya ingin menunjukkan keindahan air terjun yang masih sangat jarang orang tahu. Yup, MURU KEBA! Air terjun Muru Keba merupakan air terjun yang berada di wilayah desa Waturaka, berada tepatnya di Ende, NTT. Desa Waturaka ini merupakan desa yang amat sangat ramah tamah warga nya serta desa ini juga baru dijadikan sebagai desa wisata yang dibantu oleh Swiss Contact dari segi dana maupun juga dari segi ilmu dalam membantu warga desa dalam menangani tamu yang datang.
Ketenangan desa wisata Waturaka, Ende, NTT
Sudah banyak wisatawan yang datang ke desa Waturaka ini, terutama wisatawan mancanegara. Di desa tersebut juga ada kakak kelas kami saat kamu berkunjung yang sedang melakukan KKN di desa Waturaka sebagai pengajar bahasa Inggris, yaitu Kak Nadia. Banyak warga desa yang mengakui bahwa kak Nadia sangat membantu warga dalam segi bahasa, karena minimnya pendidikan warga yang menjadikanya kurang bisa berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara.

Mayoritas wisatawan yang sudah pernah datang ke desa wisata ini ingin balik berkunjung kembali dikarenakan keramahtamahan yang sungguh hangat dan juga perlakuan ikhlas yang terlihat dari wajah penduduk warga Waturaka. Di sekitar desa, terdapat banyak atraksi wisata yang menjadikanya daya tarik tersendiri. Terdapat kebun yang sangat luas dengan berbagai sayur mayur, peternakan babi, tempat pemandian air panas dan juga yang paling menarik bagi saya adalah Air terjun Muru Keba yang begitu menyegarkan.

Bersama Om Boy dan Keluarga

Untuk dapat mencapai air terjun ini, kami harus berjalan tidak jauh sekitar kurang lebih 15 menit menembus hutan untuk bisa mencapai air terjun ini. Kami juga ditemani oleh warga sekitar dan juga pemandu wisata sebagai penunjuk arah. Dengan aksesibilitas yang seadanya dan kurang memadai kami masih bersemangat dan segera ingin cepat tiba disana. Tiba di air terjun tersebut, saya dan teman-teman langsung tertakjub dengan kesegaran air terjun yang berada di depan mata tersebut. Tidak pikir panjang kami pun segera melepas alas kaki dan langsung masuk ke dalam area air terjun kami pun bermain air bersama disana, sangat segara terutama ketika kami berada di bawah air terjun yang turun langsung dari atas.

Antusias kami saat bermain air
Setelah puas bermain air di bawah air terjun, kami semua mengeringkan badan dan bersiap untuk berjalan turun untuk pulang ke desa Waturaka bersama-sama. Tiba di rumah kamipun mandi dan segera istirahat. Acara sore hari kami dikumpulkan di rumah ketua adat desa Waturaka untuk diskusi setelah itu kami juga diajar untuk mengitari desa yang ternyata sangat luas dengan kebun yang rapi dan juga sangat subur. Terdapat sangat banyak tanaman sayur-sayuran yang sedang panen dan juga terlihat sangat segar. Beberapa sayur yang saya lihat adalah wortel, cabai, kol, labu, terong, beras merah, beras putih, buah strawberry, buah markisa, jagung, dan lainya sampai saya pun lupa sangking banyaknya sayur dan buah yang dipanen sendiri di desa tersebut.
Pemandangan hijau sejauh mata memandang di kebun desa
Selain sayur, saat kami berkeliling, kami melihat terdapat beberapa kandang babi beserta keluarga nya dan anak bayi nya yang masih kecil-kecil, pemandangan yang sangat jarang dilihat langsung oleh mata kepala sendiri. Bahkan ini kali pertama saya melihat babi hutan sebanyak itu hihihihi. Sangat unik dan juga sangat mengagumkan. Sambil berkeliling mataharipun mulai terbenam perlahan. Kami pun mempercepat jalan kami dan terakhir kami datang ke pemandian air panas yang saat itu sangat tepat dengan banyaknya warga yang sedang membersihkan diri. Sehingga kami tidak lama disana lalu kamipun pulang ke rumah masing-masing.

Babi Hutan yang di pelihara oleh warga desa
Setelah beristirahat sebentar dirumah dan makan, kami segera bergegas untuk melihat pertunjukkan oleh warga desa Waturaka yang sangat menarik. Warga desa berpakaian adata dan melakukan tarian dan juga nyanyian adat khas NTT yang unik dan tak terlupa. Dengan udara yang sangat dingin kami tetap bertahan karena keantusiasan yang sanat besar terhadap pertunjukan yang telah disiapkan oleh warga desa. Akhir pertunjukkan pun, kami semua diajak menari bersama dengan warga desa dengan bergandengan tangan membentuk lingkarang sambil menyanyi khas dari desa Waturaka. Malam itu ditutup dengan kehangatan yang tak terlupa hingga pagi-pagi nya dengan berat hati kami harus melanjutkan perjalanan kami dan pergi meninggalkan desa Waturaka. Dua hari satu malam yang tidak pernah terlupa J

Pertunjukan yang diadakan oleh warga desa
 


Sekian blog kali ini,

Terimakasih banyak J

Wassalam Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar